Selasa, 26 April 2016

Unknown

BSM | Makalah Kedua

Membedah Shirathal Mustaqiem 1

BERSATULAH

Saudaraku.

Janganlah di antara kita saling berselisih, saling menyesatkan, saling mengkafirkan, saling membid’ahkan, saling memfitnah, saling tidak tegur sapa, bahkan kok saling menghalalkan darah. Persatuan kita hancur berantakan karenanya; dan musuh-musuh Islam dapat mengambil keuntungan darinya. Padahal, Tuhan kita sama, Nabi kita sama, Kitab suci kita sama, Kiblat kita juga sama, Agama kita pun sama, dan seterusnya.

Allah Swt. berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا ()

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu ber-cerai berai.”5

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ()
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.”6

وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih, sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang besar.”7

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ()

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”8

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ()

“Hai manusia!. Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”9

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ()

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeru (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”10

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِـدَّاءُ عَلَى الْكُفَّـارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَالِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي اْلإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِـهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ()

“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia, adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besarlah ia, dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.” 11

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang seperti itu di dalam kitab Suci al-Qur’an.

Rasulullah Saw. juga bersabda:

لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْنَ حَتَّى تَحَابُّوْا, أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذاَ فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟. أَفْشُوْا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ .

“Kamu tidak akan masuk sorga, sebelum kamu benar-benar beriman, dan kamu tidak benar-benar beriman, sebelum kamu berkasih sayang. Sukakah kamu aku tunjuki sesuatu, jika kamu mengamalkannya, niscaya akan timbul rasa kasih sayang di antara sesamamu?. Sebarkanlah salam di antara kamu!.”

اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ , قُلْنَا لِمَنْ؟. قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَ ِلأَئِمَّـةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَلِعَامَّتِهِمْ . وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ .

“Agama itu adalah ketulusan.” Kami bertanya, terhadap siapa?. Jawab Nabi Saw.: “Terhadap Allah Swt., Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan Pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta rakyat muslim pada umumnya. Demi Allah, yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah seorang benar-benar beriman, sampai ia menyukai bagi saudaranya yang muslim, segala yang ia sukai bagi dirinya sendiri.”

ذِمَّةُ الْمُسْلِمِيْنَ وَاحِدَةٌ يَسْعَى بِهَا أَدْنَـاهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ, فَمَنْ اَخْفَرَ مُسْلِمًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةُ وَالنَّـاسُ أَجْمَعِيْنَ؛ لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ صَرْفٌ وَلاَ عَدْلٌ .

“Janji keselamatan bagi kaum muslim, berlaku atas mereka semua. Dan mereka semua seiya sekata dalam menghadapi orang-orang selain mereka. Barangsiapa melanggar janji keamanan seorang muslim, maka kutukan Allah, Malaikat dan manusia sekalian tertuju kepadanya. Dan tidak diterima darinya tebusan atau pengganti apapun pada hari kiamat kelak.”

أِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ, وَلاَ تَحَسَّسُوْا وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ تَنَجَّسُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَتَدَبَّرُوْا وَلاَتَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا وَلاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ .

“Hindarkan dirimu dari persangkaan buruk, sesungguhnya yang demikian itu adalah sebohong-bohong omongan, jangan mencari-cari ‘aib orang lain, jangan memata-matai, jangan bersaing menawar barang dengan maksud merugikan orang lain, jangan saling menghasud, jangan saling bermusuhan dan jangan saling membenci, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Dan tidaklah halal bagi seorang muslim, tidak menyapa saudaranya sesama muslim, lebih dari tiga hari.”

اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ, لاَ يَظْلِمُهُ وَ لاَ يُظْلِمُهُ, وَمَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ, كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ , وَمَنْ فَرَّحَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً, فَرَّحَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبَاتِ يَوْمِ اْلقِيَـامَةِ, وَمَنْ سَتَرَ مُؤْمِنًـا, سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ .

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh ia menganiayanya, dan tidak boleh pula membiarkannya dianiaya. Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan memenuhi hajatnya sendiri, dan barangsiapa yang membebaskan beban penderitaan seorang muslim, maka Allah akan membebaskan penderitaannya di hari kiamat kelak. Dan barangsiapa menutupi ‘aib seorang mukmin, maka Allah akan menutupi ‘aibnya di hari kiamat.”

أِنَّ أَقْرَبَكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا أَحْسَنُكُمْ أَخَلاَقاً, اَلْمُوَطِّئُوْنَ اَكْنَفًا, اَلَّذِيْنَ يَأْلَفُوْنَ وَيُؤْلَفُوْنَ .

“Sesungguhnya yang terdekat di antara kamu tempat duduknya di sisiku ialah: Orang-orang yang terbaik budi pekertinya, yang senantiasa merendah, saling menyayangi dan disayangi.”

اَلْمُؤْمِنُ أِلْفٌ مَأْلُوْفٌ وَلاَ خَيْرَ فِيْمَنْ لاَ يَأْلَفُ وَلاَ يُؤْلَفُ .

“Seorang mukmin itu, senantiasa disayang dan menyayang, maka tidak ada kebaikan dalam diri siapa saja yang tidak menyayang dan disayang.”

إِنَّ اَحَبَّكُمْ إِلَى اللهِ الَّذِيْنَ يَأْلَفُوْنَ وَيُؤْلَفُوْنَ, وَاِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَى اللهِ اَلْمَشَّائُوْنَ بِالنَّمِيْمَةِ اَلْمُفَرِّقُوْنَ بَيْنَ اْلأِخْوَانِ .

“Sesungguhnya orang-orang yang paling dicintai oleh Allah Swt. di antara kamu ialah: Mereka yang saling sayang menyayangi, dan yang paling dibenci oleh Allah Swt. adalah: “Mereka yang paling gemar menyebar fitnah dan memecah belah di antara sesama saudara.”

اَلْمُتَحَابُّوْنَ فِي اللهِ عَلَى عَمُوْدٍ مِنْ يَقُوْتَةٍ حَمْرَاءَ؛ رَأْسُ اْلعَمُوْدِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ غُرْفَةٍ, يُشْرِفُوْنَ عَلَى اْلجَنَّةِ, يُضِيْءُ حُسْنُهُمْ كَمَا تُضِيْءُ الشَّمْسُ, عَلَيْهِمْ ثِيَابُ سُنْدُسٍ خُضْرٌ مَكْتُوْبٌ عَلَى جِبَاهِهِمْ: اَلْمُتَحَابُّوْنَ فِي اللهِ .

“Orang-orang yang saling mencintai karena Allah, akan berkedudukan di bagian teratas bangunan yang terbuat dari batu permata merah delima. Di puncak bangunan itu terdapat 70.000. kamar, dari sana mereka memandang ke arah surga di bawah. Wajah-wajah mereka bersinar bagaikan cahaya mentari, mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari kain sutera yang berwarna hijau, di atas dahi-dahi mereka tertulis, “Inilah orang-orang yang saling mencintai karena Allah.”

يُنْصَبُ لِطَائِفَةٍ مِنَ النَّاسِ كَرَاسِيَ حَوْلَ اْلعَرْشِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وُجُوْهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَـةَ اْلبَدْرِ يَفْزَعُ النَّاسُ وَهُمْ لاَ يَفْزَعُوْنَ وَيَخَافُ النَّاسُ وَهُمْ لاَ يَخَافُوْنَ, أُوْلَئِكَ أَوْلِيَاءُ اللهِ الَّذِيْنَ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنْ. فَقِيْلَ مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟. فَقَالَ: هُمُ اَلْمُتَحَا بُّوْنَ فِي اللهِ

“Di hari kiamat kelak, akan disediakan kursi-kursi di sekitar ‘Arsy untuk sekelompok manusia. Wajah-wajah mereka laksana sinar bulan purnama di malam hari. Manusia dalam suasana ketakutan, namun mereka tenang-tenang saja. Mereka itu adalah wali-wali Allah, yang tiada ketakutan atas diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Para sahabat bertanya: “Siapakah mereka itu ya Rasulullah?.” Jawab beliau: “Mereka itu orang-orang yang saling mencintai karena Allah.”

إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ حَقَتْ مَحَبَّتِى لِلَّذِيْنَ يَتَبَاذَلُوْنَ مِنْ اَجْلِيْ, وَحَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلَّذِيْنَ يَتَنَا صَرُوْنَ مِنْ اَجْلِيْ .

“Sungguh Allah Swt. telah berfirman: “Pastilah kasih sayang-Ku tercurah atas diri mereka yang saling mengunjungi karena Aku. Dan pastilah kasih sayang-Ku tercurah atas diri mereka yang saling menolong karena Aku.”

إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ يَوْمَ اْلقِيَـامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّوْنَ بِجَلاَلِيْ؟. اَلْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِى ظِلِّيْ .

“Pada hari kiamat kelak, Allah Swt. akan berfirman: “Di manakah orang-orang yang saling mengasihi demi keagungan-Ku?, kini akan Ku-naungi mereka di bawah naungan-Ku.”

إِذَا كَانَ يَوْمُ اْلقِيَامَةِ يُنَادِىْ مُنَادٍ, أَيْنَ جِيْرَانُ اللهِ جَلَّ جَلاَلُهُ فِيْ دَارِهِ؟. فَيَقُوْمُ عُنُقٌ مِنَ النَّاسِ فَتَسْتَقْبِلُهُمْ زُمْرَةٌ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ فَيَقُوْلُوْنَ لَهُمْ مَاذَا كَانَ عَمَلُكُمْ فَصِرْتُمْ بِهِ جِيْرَانَ اللهِ فِيْ دَارِهِ؟. فَيَقُوْلُوْنَ : كُنَّا نَتَحَابُّ فِى اللهِ وَنَتَبَاذَلُ فِى اللهِ وَنَتَزَاوَرُ فِى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ فَيُنَادِيْ مُنَادٍ: صَدَقَ عِبَادِيْ خَلُّوْا سَبِيْلَهُمُ لِيَنْطَلِقُوْا إِلَى جِوَارِ اللهِ بِغَيْرِ حِسَابٍ .

“Apabila datang hari kiamat, ada suara memanggil: “Di manakah tetangga-tetangga Allah?, maka berdirilah sekelompok manusia yang segera disambut oleh sekelompok malaikat, seraya bertanya pada mereka: “Amalan-amalan apakah yang telah kalian kerjakan sehingga kalian bisa memperoleh kedudukan sebagai tetangga-tetangga Allah di tempat kediaman-Nya?, jawab mereka: “Kami dahulu di dunia mencintai karena Allah, saling memberi karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah.” Lalu berkata Rasulullah Saw.: “Maka terdengar suara menyeru, Hamba-hamba-Ku itu telah berkata sebenarnya, biarkanlah mereka langsung pergi menuju tempat di sisi Allah tanpa melalui hisab.”


مَنْ أَرَادَ اللهَ بِهِ خَيْرًا رَزَقَهُ خَلِيلاً صَالِحًا إِنْ نَسِيَ ذَكَّرَهُ أَوْ ذَكَرَ أَعَانَهُ وَمَثَلُ اْلأَخَوَيْنِ إِذَا اْلتَقَيَا مِثْـلُ اْليَدَيْنِ تَغْسِلُ إِحْدَاهُمَا اْلأُخْرَى وَمَا اْلتَقَى مُؤْمِنَانِ قَطُّ إِلاَّ أَفَادَ اللهُ أَحَدَهُمَا مِنْ صَاحِبِهِ خَيْرَا .

“Barangsiapa yang di kehendaki Allah kebaikan baginya, maka akan di karuniainya seorang sahabat karib yang shaleh, jika ia terlupa, niscaya akan diingatkan olehnya, dan jika ia ingat kepadanya, niscaya ia membantunya. Dan perumpamaan dua saudara yang bertemu adalah bagaikan dua belah tangan, yang satu sama yang lain saling mencuci. Dan tidaklah berjumpa dua orang mukmin, kecuali Allah Swt. memberikan salah seorang dari mereka kebaikan dari temannya.”

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اسْتَقْبَـلَ قِبْلَتَنَا وَصَلَّى صَلاَتَنَا وَأَكَلَ ذَبِيْحَتَـنَا فَذَالِكَ الْمُسْلِمُ؛ لَهُ مَا لِلْمُسْلِمِ وَعَلَيْهِ مَا عَلَى الْمُسْلِمِ .

“Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, menghadap kiblat kita, mengerjakan shalat, dan memakan hasil sembelihan kita, maka baginya berlaku hak dan kewajiban yang sama sebagaimana muslim lainnya.”

مَنْ صَلَّى صَلاَتَنَا وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا وَاَكَلَ ذَبِيْحَتَنَا فَذَالِكَ الْمُسْلِمُ الَّذِيْ لَهُ ذِمَّةُ اللهِ وَذِمَّةُ رَسُوْلِهِ فَلاَ تَخْفِرُوْا اللهَ فِيْ ذِمَّتِـهِ .

“Barangsiapa menunaikan shalat kita, menghadap kiblat kita, serta makan hewan sembelihan kita, maka dia adalah seorang muslim. Baginya jaminan keamanan Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah kamu mengkhianati janji Allah dalam jaminan keamanan-Nya.”

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُوْلُوْا لاَإِلَهَ إلاَّ اللهُ فَإِذَا قَالُوْا هَا وَصَلُّوْا صَلاَتَنَا وَاسْتَقْبَلُوْا قِبْلَتَنَا وَذَبَحُوْا ذَبِيْحَتَنَا حُرِّمَتْ عَلَيْنَا دِمَاؤُهُمْ وَأَمْوَالُهُمْ .

“Aku diperintah agar memerangi manusia, sehingga mereka mengucapkan: “Laailaaha illallah”. Apabila mereka telah mengucapkannya, menunaikan shalat seperti kita, menghadap arah kiblat kita, menyembelih dengan cara penyembelihan kita, maka haram bagi kita melanggar darah dan harta mereka.”

Ada sebuah ungkapan mengatakan:

كُنْ كَالْيَـدَيْنِ وَلاَ تَكُنْ كَاْلأُذُنَـيْنِ .

“Jadilah kamu seperti dua tangan, dan janganlah kamu seperti dua kuping.”

Maksudnya, kedua tangan kita ini, walau tidak berdekatan, namun saling membantu. Akan tetapi, kedua kuping kita ini, walau berdekatan jaraknya, lebih dekat daripada jarak antara dua tangan, namun sampai matipun tidak pernah saling membantau.

Di hadits lain, Nabi Saw. membuat perumpamaan, bahwa sesama umat Islam itu ibarat satu tubuh, bila sebagian tubuh ada yang sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakitnya, dan pasti ingin mengobatinya. Atau, ibarat sebuah bangunan, satu dan yang lainnya saling menopang, saling menguatkan, dan seterusnya.




5 QS. Al-Imran : 103.
6 QS. Al-Imran : 104.
7 QS. Al-Imran : 105.
8 QS. Al-Hujurat : 10.
9 QS. Al-Hujurat : 13.
10 QS. At-Taubah : 71.
11 QS. Al-Fath : 29.