PELANTIKAN SANG PEWARIS NABI
Saudaraku.
Seharusnya Nabi Saw. melantik Imam/Pemimpin sebagai pemimpin umat sebelum beliau wafat, agar umat yang ditinggalkan tidak kebingungan, tidak mencari Imam/ pemimpin sendiri-sendiri, dan tidak ada yang berani mengaku sebagai Imam, atau tidak menganggap Imam kepada sembarang orang. Sehingga mereka tidak salah dalam memahami Islam.
Iya, sebenarnya beliau telah jauh-jauh hari sebelumnya memberitahu kepada seluruh umatnya, khususnya para sahabat, bahwa bila beliau nanti meninggal dunia, agar mereka mengikuti, menta’ati, meneladani dan mematuhi Sang Pewarisnya, yaitu Ahlul Baitnya. Hal ini beliau tegaskan pada saat beliau melantik Ahlul Baitnya, yang akan mengemban tugas suci beliau, sebagai penerus risalah Tuhan hingga hari kiamat tiba. Yaitu setelah beliau selesai melaksanakan Haji Wada’ (haji perpisahan).
Pada waktu itu, beliau bersama para sahabatnya kembali pulang menuju Madinah. Ketika beliau tiba di suatu tempat yang bernama Ghodir Khum16, beliau mendapatkan wahyu agar segera melantik Imam/Pemimpin yang akan meneruskan tugas beliau, agar jangan sampai terjadi kekacauan nantinya.
Sebenarnya, sudah berulangkali Malaikat Jibril turun menyampaikan hal tersebut, agar segera disampaikan kepada umatnya, namun beliau merasa berat untuk segera menyampaikannya, karena beliau khawatir akan terjadinya pergolakan. Sebab, beliau mengetahui betul, bahwa para sahabatnya itu banyak yang sering mendebat beliau, berlaku munafik terhadap beliau, bahkan keterlaluan dalam kemunafikannya, hingga sering mencelakakan beliau. Sebagaimana yang telah kita bahas.
Akan tetapi, setelah Allah Swt. memberikan jaminan, bahwa beliau akan terjaga dari apa yang beliau khawatirkan itu, maka segeralah beliau menyampaikan wahyu yang diterimanya itu tepat di Ghodir Khum tersebut.
Pada waktu itu, sahabat yang ikut dalam ibadah haji terakhir ini kurang lebih sebanyak seratus dua puluh ribu orang, baik laki-laki maupun perempuan.
Wahyu tersebut berbunyi:
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ()
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan itu), berarti kamu tidak memyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”17
Selama hidupnya, beliau belum pernah mendapatkan satu perintah dari Allah Swt. yang disertai ancaman, selain pada ayat tersebut. Dengan demikian, berarti masalah ini adalah: “Suatu masalah yang amat sangat terlalu maha penting”.
Setelah Nabi Saw. menerima wahyu yang harus segera disampaikan kepada umatnya, beliau lalu berhenti di suatu tempat yang bernama Ghodir Khum itu. Ghodir artinya sebuah telaga, sedang Khum adalah nama daerah tersebut. Jadi, Ghodir Khum adalah sebuah daerah yang ada telaganya. Tempat itu terletak di antara Mekkah dan Madinah.
Beliau lalu memerintahkan kepada seluruh sahabatnya untuk berhenti dan mendirikan kemah-kemah, serta membuat atau menyiapkan mimbar. Para sahabat yang telah lewat dari tempat itu, supaya diperintahkan untuk kembali, sedang yang masih tertinggal di belakang supaya ditunggu. Dan setelah semuanya berkumpul, dan mimbar telah siap, maka beliau mulai berpidato di hadapan mereka.
Dan inilah isi dari pidato beliau itu:
“Segala puji bagi Allah, yang luhur dalam ke-Esaan-Nya, dan dekat dengan kesendirian-Nya, nyata dalam kekuatan-Nya, dan Agung dalam tonggaknya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dia tetap dalam keberadan-Nya. Dipaksanya seluruh makhluk dengan qodrat dan irodat-Nya. Tiada punah wujud-Nya. Serba terpuji. Senantiasa mencipta alam semesta. Penghampar bumi. Penguasa langit dan bumi. Serba Maha Suci dan Qudus. Penguasa Malaikat dan Ruh. Memuliakan siapa saja yang diciptakan. Melestarikan segala sesuatu yang diadakan. Mengawasi setiap mata, sedang setiap mata tak melihat-Nya. Maha pemurah. Maha penyantun, yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Yang berhak disyukuri atas segala limpahan nikmat-Nya. Tiada menyegerakan pembalasan siksa. Tiada menyegerakan untuk mereka yang berhak untuk disiksa. Telah memahami seluruh rahasia. Mengetahui segala yang tersembunyi. Tidak tersembunyi segala yang ada. Tidak samar bagi-Nya semua yang tersembunyi. Bagi-Nya-lah peliputan segala sesuatu dan penunjukan. Pengalahan segala sesuatu. Tiada sesuatu yang menyerupai-Nya. Dia menciptakan sesuatu ketika tiada sesuatu. Tetap tegak dengan keadilan. Tiada sesembahan selain Dia. Maha mulia lagi bijaksana. Maha perkasa, sehingga tidak mungkin dicapai oleh penglihatan. Sedang Dia mencapai penglihatan. Dia Maha lembut dan mengetahui segala sesuatu. Tiada yang tahu sifat-Nya, walau- pun dengan penjelasan apapun. Tiada yang bisa mendapati bagaimana Dia, dari yang tersembunyi maupun yang nyata, kecuali yang telah diterangkan oleh-Nya tentang diri-Nya.
Aku bersaksi, sesungguhnya Dia-lah Allah, yang telah memenuhi zaman dengan ke-Qudusan -Nya. Cahaya-Nya memancar pada tiap abad. Dia-lah yang senantiasa perintah-Nya terlaksana tanpa bermusyawarah dengan siapapun. Tiada sekutu dalam mentaqdirkan. Tiada kacau dalam mengatur. Dia membentuk, melukis apa-apa yang baru tanpa contoh, dan mencipta segala makhluk tanpa pertolongan dari seorangpun. Tiada dipaksa dan tiada dalih bagi-Nya. Ia mencipta, maka jadilah. Ditumbuhkan-Nya, maka jadi nyata. Dia-lah Allah, tiada sesembahan selain Dia. Dia pencipta yang baik. Penuh keadilan. Tiada sewenang-wenang. Maha Mulia dan Maha Pemurah. Segala sesuatu kembali kepadanya.
Aku bersaksi, bahwa Dia-lah Allah. Segala sesuatu menunduk dengan penuh kesopanan dengan Qadrat-Nya. Segala sesuatu tunduk merendah dengan kehebatan-Nya. Dia memiliki segala kedaulatan, menciptakan segala falak gemintang, matahari dan rembulan. Semua beredar sesuai dengan ketetapan-Nya. Diputar-Nya siang menuju malam, hingga semua makhluk terdorong untuk mengambil manfaat. Penghancur segala yang batil. Penghancur setiap kehendak setan durhaka. Tiada sesuatu yang sanggup melawan-Nya, tiada pula yang menyamai-Nya.
Segala sesuatu tergantung pada-Nya. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, tiada sesuatupun yang menyamai-Nya. Sesembahan yang Esa. Penguasa yang mewujudkan segala sesuatu. Dia berkehendak dan memutuskan. Maha mengetahui dan menghitung, mematikan dan menghidupkan. Menjadikan miskin dan menjadikan kaya. Membuat tertawa dan menangis. Mendekatkan dan menjauhkan. Menahan dan memberi. Bagi-Nya-lah segala kerajaan dan pujian.
Di tangan-Nya-lah segala kebaikan. Dia berkuasa atas segala sesuatu. Memasukkan malam kepada siang, dan memasukkan siang kepada malam. Tiada sesembahan selain Dia. Maha mulia, Maha pengampun, Pengabul do’a, Yang mempercepat segala pemberian, Penghitung segala yang bernafas. Penguasa, Pengatur Jin dan manusia. Tiada sesuatu yang membuat kesukaran bagi-Nya. Tiada membuat-Nya kesal teriakan orang-orang yang berteriak, atau menjemukan-Nya permintaan orang-orang yang meminta.
Dia memberi perlindungan kepada orang-orang yang shaleh. Pemberi Taufiq kepada orang-orang yang menang. Penanggung jawab alam semesta. Yang berhak untuk setiap makhluk mensyukuri dan memuji-Nya.
Aku senantiasa memuji-Nya, baik dalam keadaan senang maupun susah, sempit maupun lapang. Dan aku beriman kepada-Nya, kepada Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab suci-Nya dan Rasul-rasul-Nya. Aku senantiasa mendengar dan ta’at atas segala ketetapan-Nya, dalam menuju kepada keta’atan-Nya. Dan berusaha dengan segala sesuatu untuk mencapai keridhaan-Nya. Dan aku menyerah atas segala ketetapan-Nya dalam menuju keta’atan kepada-Nya.
Dan aku takut atas akibat-akibat-Nya, karena Dia-lah Allah yang tiada seorang-pun yang aman dari makar-Nya; aku berikrar kepada-Nya atas diriku dalam penghambaan; dan aku bersaksi kepada-Nya dalam pemeliharaan-Nya. Dan aku menyampaikan apa-apa yang telah diwahyukan kepadaku. Karena kewaspadaan, bila aku tidak menyampaikan, maka akan menimpa kemurkaan atas diriku. Tiada seorangpun dapat menghalau kemurkaan-Nya, betapapun hebat cara berkelitnya. Tiada Tuhan selain Dia, karena Dia telah memberitahukan kepadaku. Apabila aku tidak menyampaikan apa yang telah turun padaku, maka berarti aku tidak menyampaikan risalah-Nya. Untuk itu, maka aku telah dijamin oleh Allah Ta-baaraka Wata‘aala, suatu penjagaan. Dan Dia-lah Allah, Maha penyempurna dan Maha pemurah, maka diwahyukanlah kepadaku:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ () يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ()
“Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Wahai Rasul!, sampaikanlah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari sisi Tuhanmu (tentang wilayah dan Imamah Ali bin Abi Thalib), jika engkau tidak meyampaikan, maka engkau tidak meyampaikan seluruh risalah-Nya, dan Allah menjagamu dari gangguan manusia.”18
Wahai Manusia sekalian!.
Tidak pernah aku kurangi penyampaian atas apa yang diturunkan Allah kepadaku; dan kini aku sedang menjelaskan sebab turunnya ayat ini. Bahwasanya, Jibril as. telah turun kepadaku tiga kali berturut-turut, memberitahukan kepadaku atas nama Allah Swt., agar aku berdiri di tempat ini untuk mempermaklumkan pada setiap manusia, yang berkulit putih maupun hitam. Bahwa sesungguhnya, Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, penerima wasiatku, khalifahku, dan Imam sesudahku, yang kedudukannya padaku bagaikan kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja, tiada Nabi sesudahku; dan dia pemimpin kalian setelah Allah dan Rasul-Nya. Dan telah turun ayat dari Allah Tabaaraka Wata’aala kepadanya (yakni tentang wilayah itu), yaitu sebagai berikut:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
“Sesungguhnya pemimpin kamu adalah Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat ketika sedang ruku.”19
Dan Ali bin Abi Thalib-lah penegak shalat, yang mengeluarkan zakat ketika posisi ruku’. Allah ‘Azza Wa Jalla berkehendak pada setiap situasi, dan aku memesan pada Jibril as., agar menunda penyampaian ayat tersebut kepada kalian wahai manusia, karena sepengetahuanku, sedikit orang-orang yang muttaqin, dan banyaknya orang-orang yang munafiqin, para pengkhianat, penipu dan pengejek Islam; seperti yang disifati oleh Allah dalam kitab-Nya, bahwasanya:
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ ()
“Mereka berkata melalui lisan mereka, namun tidak tergores di dalam hati meraka, serta menganggapnya (Ali) remeh, padahal di sisi Allah, dia itu mulia.”20
Mereka menggangguku dan banyak sekali, dan tidak hanya sekali, sehingga aku dijuluki ‘Udzunun (yakni mengiyakan kata-kata Ali), dan mereka berangggapan tentang aku demikian, karena seringnya Ali menyertaiku dan seringnya aku menyambutnya.
Hingga Allah ‘Azza Wa Jalla menurunkan ayat-Nya yang berbunyi:
وَمِنْهُمُ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ وَيَقُولُونَ هُوَ أُذُنٌ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ ()
“Di antara mereka (orang-orang munafik pengganggu Nabi) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya (dari Ali).” Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu.”21
Apabila aku berkehendak untuk menyebutkan nama-nama mereka satu persatu, niscaya aku sebutkan, dan aku tuding dengan telunjukku. Dan apabila aku memperjelas tentang siapa mereka, maka akan aku jelaskan, sejelas-jelasnya. Tetapi, demi Allah, dalam hal yang demikian itu aku telah dimuliakan, dan kesemuanya itu Allah tidak meridhaiku, kecuali hanya aku diperintahkan untuk menyampaikan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah kepadaku.
يَاأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ()
“Wahai Rasul!. Sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari sisi Tuhanmu (tentang wilayah dan Imamah Ali bin Abi Thalib). Jika engkau tidak meyampaikan, maka engkau tidak menyampaikan seluruh risalah-Nya. Dan Allah menjagamu dari gangguan manusia.”22
Ketahuilah wahai manusia sekalian!.
Bahwa Allah Swt. telah menempatkan Ali sebagai Wali dan Imam yang wajib ditaati, atas orang-orang Muhajirin dan Anshar, dan para Tabi’in, dan pada segenap yang hadir maupun yang tidak hadir, juga setiap orang arab dan ‘ajam (bukan arab), hamba merdeka maupun budak, anak-anak maupun dewasa, dan atas orang yang berkulit putih maupun hitam, bagi setiap orang yang bertauhid dan berjalan di atas hukum-Nya, yang tepat ucapannya dan yang menjalankan perintah-Nya. Jauhlah dari rahmat Allah orang yang menentangnya, dirahmati orang yang mengikutinya. Beriman orang yang membenarkannya. Allah telah mengampuni barangsiapa yang mendengar dan mentaatinya.
Wahai manusia sekalian!.
Ini terakhir kali aku berdiri di hadapan kalian. Dengarkanlah dan ta’atilah, sambutlah perintah Tuhanmu, bahwa sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla adalah Pemelihara, Pemimpin dan Tuhan kalian, kemudian Rasul-Nya, Muhammad yang berdiri dan berkhutbah di depan kalian ini, dan sesudahku, Ali-lah pemimpin dan Imam kalian, yang atas perintah Allah, Tuhan kalian, berlanjut Imamah atau Kepemimpinan dari keturunanku dari sulbinya, hingga hari kiamat, di hari kalian menghadap Allah Swt., Yang Maha suci nama-Nya dan menghadap Rasul-Nya.
Tiada halal kecuali apa-apa yang dihalalkan oleh Allah, dan tiada haram kecuali apa-apa yang diharamkan-Nya. Allah memberitahukan segala yang halal dan yang haram kepadaku. Aku telah melimpahkan kepada Ali apa-apa yang telah diajarkan Tuhanku melalui kitab-Nya tentang apa yang halal dan apa yang haram.
Wahai manusia sekalian!.
Tiada suatu ilmupun tertinggal, kecuali telah dihimpunkan oleh Allah kepadaku, dan setiap ilmu yang telah dihimpunkan Allah kepadaku, kusampaikan pada Ali, pemimpin orang-orang muttaqin, dan dia-lah Imam yang nyata.
Wahai manusia sekalian!.
Jangan berpaling dan lari dari Ali. Janganlah kalian angkuh terhadap wilayahnya. Dia-lah penunjuk jalan kepada yang haq dan mempraktekkannya. Dia-lah penghancur kebatilan dan yang mencegahnya, yang tidak perduli cercaan dalam mencapai keridhaan Allah dengan mempertaruhkan dirinya, yang senantiasa beserta Rasul ketika tidak seorangpun menyembah Allah, kecuali dirinya (sejak awal). Sesungguhnya Ali adalah Imam bagi kalian, (ke-Imamahannya) datang dari Allah. Tiada sekali-kali diterima taubatnya oleh Allah setiap orang yang mengingkari wilayahnya. Dan tiada sekali-kali mendapat ampunan-Nya. Yang demikian itu, sudah menjadi ketetapan-Nya. Akan menimpa pada siapa saja yang menyimpang dari perintah-Nya, dan akan di ‘adzab-Nya dengan ‘adzab yang sangat pedih dan kekal sepanjang masa. Hati-hatilah kalian untuk mengingkarinya, sebab kalian akan terjerumus dalam api neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang dipersiapkan bagi orang-orang kafir.
Wahai segenap manusia!.
Demi Allah, telah sampai kabar gembira dari orang-orang terdahulu, para Nabi dan para Rasul, bahwa akulah penutup Nabi dan Rasul, Hujjah bagi segenap makhluk, penduduk langit dan bumi, dari golongan manusia dan jin. Barangsiapa yang meragukan hal itu, maka kafirlah dia, seperti kafirnya kaum jahiliyah yang pertama. Dan siapa ragu atas apa yang telah kusampaikan ini, maka ia ragu atas segala yang kusampaikan. Dan barangsiapa yang ragu atas segala yang kusampaikan, maka baginya api neraka yang menyala.
Wahai manusia sekalian!.
Allah telah menyayangiku dengan kedudukan yang mulia ini, dianugerahkan kepadaku segala kebajikan yang berlimpah, tiada Tuhan melainkan Dia. Bagi-Nya puji-pujiku sepanjang abad dan zaman dan setiap keadaan.
Wahai manusia sekalian!.
Muliakanlah Ali. Sesungguhnya Ali manusia termulia sesudahku dari kaum laki-laki dan wanita. Perantaraan kami-lah rizki diturunkan, dan lestarinya segala ciptaan. Terkutuk!, Terkutuklah!; Termurkai!, Termurkailah!; Siapa saja yang menolak ucapanku ini dan tidak menerimanya. Ketahuilah!, sesungguhnya Jibril as. telah datang memberi kabar dari Allah tentang hal itu, dan berkata: “Siapa yang memusuhi Ali dan tidak berwilayah kepadanya, ditimpakan laknat dan murka-Ku!.”
Maka jagalah setiap diri kalian dari apa yang akan terjadi kemudian. Dan bertaqwalah kepada Allah dari pengingkarannya, yang menyebabkan kalian terjerumus setelah ketetapan wilayahnya. Sesungguhnya Allah Maha pemberi kabar atas perbuatan kalian.
Wahai manusia sekalian!.
Sesungguhnya Ali di sisi Allah telah disebutkan dalam kitab-Nya dengan firman-Nya:
يَاحَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ ()
“Duhai alangkah sengsaranya aku, yang telah meremehkan orang mulia di sisi Allah.”23
Wahai manusia sekalian!.
Renungkanlah olehmu al-Qur’an, dan fahamilah ayat-ayatnya. Ikutilah dari ayat-ayat yang jelas (Muhkamat), janganlah kamu ikuti yang samar (Mutasyabihaat) darinya. Dan demi Allah, tidak mungkin dapat dijelaskan seluk beluk yang samar itu pada kalian. Tidak kuterangkan pada kalian tafsirnya, kecuali telah kusampaikan pada orang yang kuangkat tangan dan lengannya ini (Ali). Ku-umumkan, siapa yang mengangkat aku sebagai pemimpinnya, maka inilah Ali adalah pemimpinnya juga. Dan dia-lah saudaraku, penerima wasiatku, dan wilayahnya dari Allah ‘Azza Wa Jalla yang diturunkan melalui aku.
Wahai manusia sekalian!.
Sesungguhnya Ali dan putra-putra terbaik keturunanku adalah pendamping al-Qur’an, dan al-Qur’an mendampingi mereka, satu sama lain saling menunjang dan mencocokkannya, keduanya tak pernah berpisah hingga kembali kepadaku di al-Haudh(telaga). Mereka itu adalah kepercayaan Allah di dalam hukum dan penciptaan di bumi-Nya. Sungguh, telah kutunaikan, sungguh, telah kusampaikan, sungguh, telah kuperdengarkan, dan sungguh, telah kujelaskan.
Ketahuilah, sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman, dan aku telah mengatakan atas nama-Nya.
Ketahuilah, tidak ada Amirul mukminin kecuali saudaraku ini. Dan tidak sah kedaulatan kaum mukminin bagi siapapun kecuali dia.
Wahai manusia sekalian!.
Inilah Ali, saudaraku, penerima wasiatku, yang mendalami ilmuku, khalifah bagi umatku, yang berhak mentafsiri Kitabullah ‘Azza Wajalla; dan dia yang mendakwahkan ilmuku, dan yang berbuat sesuai keridhaan-Nya. Dia yang berwali kepada Allah dengan ta’at, dan dia yang menjaga kemaksiatan kepada Allah, dan yang memerangi musuh-musuh Allah.
Ali adalah khalifah Rasulullah, Amirul mukminin, Imam yang menunjuki jalan dan memerangi orang-orang yang berlepas bai’at (orang-orang Naqitsin dalam perang jamal), dan orang-orang yang menentang keadilan (orang-orang Qashithin dalam perang siffin), dan orang-orang yang keluar dari agama (orang-orang Mariqin dari kaum khawarij). Dengan perintah Allah Tuhanku, aku sampaikan, bahwa tidak akan ku-ubah perkataanku ini sampai kapanpun. Dengan perintah Allah Tuhanku, aku berdo’a:
- “Ya Allah, pimpinlah orang yang bersedia dipimpin oleh Ali, perangilah orang yang memeranginya, dan kutuklah orang yang mengingkarinya, serta murkailah orang yang meniadakan haknya.”
- Ya Allah, sebagaimana telah Engkau perintahkan Imamah sesudahku untuk Ali, wali-Mu, ketika aku menjelaskan itu dalam mendudukkan ia sebagai wali-Mu, apa-apa yang telah Engkau sempurnakan bagi hamba-hamba-Mu dalam perkara agama mereka, dan Engkau penuhi bagi mereka nikmat-nikmat-Mu, dan Engkau ridha Islam sebagai agama mereka, sebagaimana firman-Mu:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَـلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ()
“Barangsiapa mencari di luar Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima amalannya, dan di akhirat tergolong orang-orang yang merugi.”24
- “Ya Allah, yang kuminta kesaksian-Mu, dan cukuplah Engkau sebagai saksi atas penyampaianku ini, bahwasanya aku telah menyampaikannya.”
Wahai manusia sekalian!.
Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla, telah menyempurnakan agama kalian dengan ke-Imamahan Ali. Dan barangsiapa yang tidak menuruti perintahnya, atau bagi siapa saja yang menduduki kedudukannya, atau menduduki kedudukan putra-putraku dari sulbi Ali hingga hari kiamat, maka ia telah berpaling dari Allah ‘Azza Wa Jalla.Telah hapus amalannya, dan di dalam neraka kekal abadi, tidak diringankan azabnya, dan tidak pula diperhatikan.
Wahai manusia sekalian!.
Inilah Ali yang pertama membelaku, dan berhak atasku, yang paling dekat denganku, yang lebih mulia di depanku, di depan Allah ‘Azza Wa Jalla, dan aku meridhainya. Tiada turun ayat keridhaan kecuali menunjuk dia, dan tiada seruan kepada orang-orang beriman kecuali merujuk kepadanya, serta tiada ayat pujian kecuali ditujukan kepadanya, dan tiada kesaksian Allah tentang surga seperti yang terdapat dalam Surat Ad-Dahr kecuali untuknya, sekali-sekali ayat tersebut bukan pada selainnya, dan Allah telah memujinya dan tidak memuji selainnya.
Wahai manusia sekalian!.
Dia adalah pembela agama Allah, membantu Rasul dalam bermujadalah (berdebat), dan dia yang paling bertakwa, paling suci, dan sang pemberi petunjuk. Nabi kalian sebaik-baik para Nabi, penerima wasiat kalian sebaik-baik para penerima wasiat, dan putra-putranya sebaik-baik penerima wasiat. Setiap keturunan seluruh Nabi dari sulbinya, dan keturunanku adalah dari sulbi Ali.
Wahai manusia sekalian!.
Sesungguhnya Adam as. dikeluarkan dari surga karena Iblis, dengan kasus iri hati, maka janganlah kalian iri hati pada Ali, sebab akan menghapuskan amalan kalian dan membuat kalian terperosok ke dalam neraka. Turunnya Adam as. ke bumi hanya dengan sebuah kesalahan. Padahal ia pilihan Allah ‘Azza Wa Jalla. Bagaimanakah dengan kalian?. Dan di antara kalian adalah musuh Allah.
Ketahuilah, tiada yang membenci Ali kecuali orang yang merugi, dan tidak berwilayah kepada Ali kecuali orang yang bertaqwa, dan tidak ada yang beriman kepadanya kecuali orang yang ikhlas keimanannya. Dan demi Allah, pada Ali-lah turun Surat Al-’Ashr:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ () وَالْعَصْرِ () إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ () إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ()
“Dengan nama Allah yang Maha pengasih dan penyayang. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan saling berwasiat tentang Imamah yang benar dan saling berwasiat tentang kesabaran.”
Wahai manusia sekalian!.
Telah kusaksikan di hadapan Allah yang Maha pengasih, dan telah kusampaikan risalahku, dan tiada bagi Rasul kecuali penyampai yang nyata. Bertaqwalah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim. Berimanlah pada Allah dan Rasul-Nya, dan berimanlah kepada cahaya (al-Qur’an) yang diturunkan-Nya, sebelum wajah kalian dipalingkan dan membuat kerusakan.
Wahai manusia sekalian!.
Cahaya Allah itu datang dari Allah ‘Azza Wa Jalla di dalam diriku sebagai sikap hidup, kemudian pada Ali dan keturunannya. Karena Allah telah menjadikan kami Hujjah bagi setiap orang yang sengaja mengurangi haq-Nya, para pembangkang, para pengingkar, para pengkhianat, pembuat dosa, dan orang-orang dhalim dari segenap alam.
Wahai manusia sekalian!.
Telah kuingatkan, bahwa aku adalah Rasul Allah yang diutus untuk kalian, sebagai mana Rasul-rasul sebelumku.
أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ ()
”Maka, apakah apabila aku wafat atau terbunuh, niscaya kalian berpaling?. Dan barangsiapa kembali kepada keingkaran, maka tidak sekali-kali membuat madharat bagi Allah. Sungguh pahala berlimpah bagi orang -orang yang bersyukur.”25
Ketahuilah, bahwasanya Ali adalah orang yang disifati oleh Allah dengan kesabaran dan syukur, kemudian adalah putra-putraku dari sulbinya.
Wahai manusia sekalian!.
Janganlah kalian banggakan keislaman kalian di hadapan Allah dengan perasaan ‘ujub yang menyebabkan kemarahan-Nya, dan tertimpanya ‘adzab dari sisi-Nya. Sesungguhnya Dia, Maha pengawas. 26
Wahai manusia sekalian!.
Sesungguhnya akan terjadi setelahku, Imam-Imam yang menjurus kepada api neraka, dan pada hari kiamat tiada mendapat pertolongan.
Wahai segenap manusia!.
Sesungguhnya Allah Swt. dan aku berlepas diri dari mereka.
Wahai manusia sekalian!.
Mereka, dan golongan-golongan mereka, dan pengikut mereka, dan pendukung mereka, adalah penghuni neraka yang paling dalam, seburuk-buruk tempat bagi orang-orang takabur.
Demi Allah, sesungguhnya mereka itu adalah golongan penentang Ali.
Wahai manusia sekalian!.
Aku tinggalkan dan aku wariskan ke-Imamahan di atas pundakku hingga hari kiamat, dan telah aku sampaikan apa yang telah diperintahkan kepadaku sebagai Hujjah bagi yang hadir maupun yang tidak hadir, yang menyaksikan maupun yang tidak menyaksikan, yang telah lahir dan yang belum dilahirkan. Oleh karena itu, sampaikanlah yang hadir kepada yang tidak hadir, setiap ayah kepada anak-anaknya, sampai hari kiamat.
Demi Allah, mereka akan menjadikan khilafah ini sebagai kerajaan dan perampasan hak. Maka ditimpakanlah laknat Allah Swt. atas perampasan hak Imamahnya.
Dan ketika itu, akan kuperhitungkan kepada kalian wahai jin dan manusia. “Maka dikirimkanlah oleh Allah kepada jin dan manusia, jilatan api yang membiru dari neraka. Maka sesungguhnya tiada sesuatu yang dapat menolong keduanya.”27
Wahai manusia sekalian!.
Bahwasanya, Allah ‘Azza Wa Jalla, tiada memberi peringatan kepada kalian pada saat kalian di sini, hingga nanti Allah memisahkan kejelekan atas kebaikan, dan Allah tiada sekali-kali menyingkap tabir-Nya kepada kalian.
Wahai manusia sekalian!.
Tiada kehancuran suatu negeri kecuali Allah yang menghancurkannya karena negeri itu penduduknya mendustai-Nya, dan demikianlah Allah menghancurkan suatu negeri dengan penduduk yang dzalim, seperti yang telah disebut oleh Allah Swt. Dan inilah Ali, Imam kalian, dan Wali kalian, peringatan dari Allah, dan janji Allah pasti terlaksana.
Wahai manusia sekalian!.
Telah banyak yang tersesat sebelum kalian. Demi Allah, telah dihancurkan mereka yang terdahulu, dan Dia-lah penghancur generasi yang berikutnya.
Allah Swt. berfirman:
أَلَمْ نُهْلِكِ اْلأَوَّلِينَ () ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ اْلآخِرِينَ () كَذَلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِينَ () وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ()
“Bukankah telah kami hancurkan orang-orang yang terdahulu. Lalu akan dihancurkan orang-orang yang kemudian. Demikianlah Allah memberlakukan kepada kaum pendusta. Kecelakaan besar pada saat itu bagi orang-orang yang berdusta.”28
Wahai manusia sekalian!.
Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku kebaikan, dan mencegahku dari segala keburukan, dan aku telah memerintahkan kebaikan dan mencegah keburukan pada Ali, maka Ali mengetahui segala perintah dan larangan dari Allah ‘Azza Wa Jalla. Maka, dengarkanlah perintahnya yang akan membuat kalian selamat. Ta’atilah dia, yang menyebabkan kalian memperoleh hidayah. Jauhilah larangannya, niscaya kalian selamat, ikutilah ajakannya dan kehendaknya. Janganlah berpecah belah dalam mengikuti jejaknya.
Wahai manusia sekalian!.
Aku adalah jalan Allah yang lurus, yang diperintahkan kepada kalian untuk diikuti, kemudian putra-putra dari sulbinya, merekalah para Imam yang menunjukkan pada jalan yang haq, dan merekalah penegak keadilan.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ () الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ () الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ () مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ () إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ () اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ () صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ()
“Dengan nama Allah yang Maha pengasih dan penyayang. Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Yang Maha pengasih dan penyayang. Raja pada hari kemudian. Pada-Mu aku menyembah dan meminta pertolongan. Tunjukkanlah kami menuju jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai. Dan bukan pula orang-orang yang tersesat.”29
Telah turun surat Al-Fatihah untukku, dan untuk mereka (wali-wali Allah). Dan merekalah Wali-wali Allah yang tidak memiliki rasa takut.
“Sesungguhnya, tentara adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.”
Bahwa sesungguhnya, musuh-musuh Ali adalah orang-orang yang nista, munafik, pelanggar batas, pembangkang dan kawan-kawan setan, yang mengilhami satu sama lain dengan tipu muslihat. Bahwa sesungguhnya, para wali kaum mukminin adalah orang-orang yang telah disebut oleh Allah dalam al-Qur’an:
لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ اْلإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ()
“Tiada kamu dapati orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkasih sayang dengan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Walaupun mereka itu orang tua atau anak-anak, atau saudara-saudara mereka atau kerabat-kerabat mereka. Mereka itulah yang telah ditetapkan iman dalam hati mereka, Allah menguatkan dan menolong mereka dengan ruh-Nya, memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah meridhai. Sesungguhnya tentara Allah adalah orang-orang yang beruntung.”30
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya para wali Allah adalah orang-orang yang beriman yang disebut oleh Allah dalam al-Qur’an:
اَلَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ ()
“Orang-orang yang beriman yang tiada mencampurkan iman mereka dengan kedhaliman. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh keamanan, dan merekalah orang-orang yang mendapatkan hidayah.”31
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ ()
“Mereka itu memasuki surga dengan selamat dan disambut para malaikat dengan salam, bahagialah kalian dan masuklah ke surga itu dengan kekal.”32
Bahwa sesungguhnya para wali, mereka itu adalah orang-orang yang disebutkan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla sebagai berikut:
فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ ()
“Mereka memasuki taman surga tanpa mengalami hisab.”33
وَيَصْلَى سَعِيرًا ()
“Bahwa sesungguhnya musuh-musuh mereka adalah orang-orang yang dimasukkan dalam api yang menyala-nyala.”34
قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ فِي النَّارِ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا ()
“Bahwa sesungguhnya musuh-musuh mereka adalah orang-orang yang mendengar gemuruhnya api neraka. Setiap masuk satu generasi untuk dihisab, maka mengutuklah generasi berikutnya”.35
Bahwa sesungguhnya musuh mereka itu sebagaimana firman Allah Swt.:
كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ () قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ كَبِيرٍ ()
“Setiap kali dilemparkan gelombang manusia ke dalam neraka, selalu ditanyakan oleh penjaga neraka, apakah belum sampai pada kalian seseorang yang memberi peringatan?. Mereka menjawab: “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami dustakan, dan kami berkata, Allah tidak menurunkan sesuatu apapun. Sungguh kalian berada dalam kesesatan yang nyata.”36
إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ .
“Bahwa sesungguhnya para wali Allah adalah mereka, orang-orang yang takut pada Tuhan mereka atas perhitungan hari akhir. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.”37
Wahai manusia sekalian!.
Bagi kalian terbentang dua jalan, surga atau neraka. Musuh-musuh kami adalah mereka yang dicela oleh Allah dan dilaknat-Nya. Dan wali-wali kami adalah mereka yang dipuji Allah dan disayangi-Nya. Sesungguhnya, akulah pemberi peringatan dan Allah penunjuk jalannya. Aku adalah Nabi, dan Ali adalah penerima wasiatku.
Wahai manusia sekalian!.
Telah kuperjelas dan kupahamkan pada kalian, dan ini-lah Ali pemaham kalian setelahku. Setelah khutbahku, aku menyeru pada kalian agar berjabat tangan denganku atas bai’at dan ikrar kepadanya, kemudian berjabatan tangan dengan Ali sesudahku. Ketahuilah, aku telah berbai’at kepada Allah dan Ali telah berbai’at kepadaku.
فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ ()
“Barangsiapa menarik lagi bai’atnya, maka ia mencabut bai’at bagi dirinya.”38
Wahai manusia sekalian!.
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ ()
“Sesungguhnya Shoffa dan Marwah serta umroh itu adalah salah satu dari syi’ar-syi’ar Allah. Maka barangsiapa berhaji atau berumroh, maka tiada halangan baginya untuk berthawaf, dan barangsiapa berthawaf dalam kebaikan, maka sesungguhnya Allah Maha bersyukur dan Maha mengetahui.”39
Wahai manusia sekalian!.
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat seperti yang diperintahkan oleh Allah atas kalian. Apabila kalian telah kutinggalkan, lalu kalian tidak sempurna atau lupa tentang permasalahan agama kalian, maka Ali-lah wali kalian yang memberi kejelasan bagi kalian, yang diangkat oleh Allah ‘Azza Wa Jalla setelahku. Yang menerangkan apa-apa yang kalian tanya tentang itu, dan memberi penjelasan kepada kalian apa-apa yang kalian tidak mengetahuinya.
Wahai manusia sekalian!.
Setiap yang halal telah kutunjukkan, dan setiap yang haram telah kularang atas kalian. Dan tidak pernah aku ubah ketetapan ini sampai kapanpun. Camkanlah semua itu dan hati-hatilah. Saling berwasiatlah dalam hal ini, janganlah kalian merubah dan merusaknya. Bahwa sesungguhnya aku telah mengulangi lagi perkataanku. Maka dirikanlah shalat, laksanakan zakat, beramar ma’ruflah dan cegahlah kemungkaran. Ketahuilah, bahwa modal utama dari amar ma’ruf adalah memperhatikan kata-kataku ini, dengan menyampaikan kepada siapa saja yang tidak hadir di sini. Katakanlah kepada mereka, bahwa dengan terkabulnya bai’at ini dan mencegah diri untuk mengingkari bai’at ini, adalah merupakan perintah Allah ‘Azza Wa Jalla dan bersumber dariku.
“Tiada amar ma’ruf dan nahi mungkar, kecuali dengan adanya Imam yang maksum.”
Wahai manusia sekalian!.
Al-Qur’an-lah yang menunjukkan, bahwa Imam-Imam sesudah Ali adalah putra-putranya. Dan telah kujelaskan, bahwa mereka itu dariku, dan aku dari mereka. Allah Swt. berfirman:
وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ ()
“Dan kujadikan perjanjian ruh dengan kalimat abadi dalam keturunannya.”40
Dan aku katakan, bahwa kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang pada keduanya (Kitabullah dan ‘Itrahku, Ahlul baitku).
Wahai manusia sekalian!.
Bertaqwalah!, bertaqwalah!, berhati-hatilah terhadap hari kiamat!. Sebagaimana Allah Swt. berfirman:
إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ ()
“Sesungguhnya guncangan-guncangan saat itu adalah sesuatu yang dahsyat.”41
Ingatlah akan kematian dan persoalan hisab serta persoalan Mizan (pertimbangan amal baik dan buruk), dan perhitungan di hadapan Allah Rabbul ‘alamin.Barangsiapa yang datang dengan kebaikan, maka terlimpahlah pahala dari-Nya. Barangsiapa yang datang dengan keburukan, maka tiada nasib baginya Surga.
Wahai manusia sekalian!.
Semua yang kalian ucapkan, sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala suara dan mengetahui lubuk hati setiap diri seseorang. Barangsiapa yang berkehendak untuk mendapatkan hidayah adalah untuk dirinya. Dan siapa yang mencari jalan kesesatan, maka ia akan tersesat. Barangsiapa yang berbai’at kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, sungguh tangan Allah di atas tangan mereka.
Wahai manusia sekalian!.
Bertaqwalah kepada Allah, berbai’atlah kepada Ali Amirul mukminin, al-Hasan dan al-Husein, dan para Imam sesudahnya. Mereka adalah Kalimatan Thayyibatan yang abadi.
Akan dimusnahkan oleh Allah, siapapun yang berbuat curang. Dan akan dirahmati oleh Allah, siapapun yang menepatinya. Barangsiapa menarik kembali bai’atnya, maka ia telah mencabut bai’at bagi dirinya sendiri.
Wahai manusia sekalian!.
Sampaikanlah apa yang kusampaikan ini, dan bertaslimlah kepada Ali dalam pemerintahan Amirul mukminin.
Katakanlah!:
“Kami mendengar dan mentaati. Ampunilah kami ya Rabbal ‘alamin. Kepada Mu-lah tempat kami kembali.”
Serta katakanlah!:
“Segala puji bagi Allah yang memberi hidayah kepada kita dengan bai’at ini, dan kiranya tiada petunjuk yang dapat diperoleh, kecuali petunjuk yang datang dari Allah Swt.”
Wahai manusia sekalian!.
Bahwasanya kemuliaan Ali bin Abi Thalib di sisi Allah yang tercantum di dalam al-Qur’an lebih banyak daripada yang aku jelaskan dalam suatu tempat. Barangsiapa yang sampai padanya khabar ini, maka percayailah Ali.
Wahai manusia sekalian!.
Siapa yang taat kepada Allah, Rasul, Ali serta Imam-Imam yang telah kusebutkan pada kalian, niscaya Allah memenangkan kalian dengan kemenangan yang besar.
Mereka yang segera berbai’at kepadanya dan mewalikan diri kepadanya, dan bertaslim atas kedaulatan kaum mukminin, merekalah orang-orang yang berbahagia dalam surga yang penuh kenikmatan.
Wahai manusia sekalian!.
Katakanlah apa-apa yang diridhai oleh Allah tidak pada lisan saja. Siapa saja yang kufur, kalian dengan segenap penduduk bumi seluruhnya, maka tak akan menjadikan madharat bagi Allah sedikitpun.
“Ya Allah, ampunilah orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, serta murkailah orang-orang kafir.”
“Alhamdulillahirobbil’alamin.”
Ghodir Khum, 18 Dzulhijjah 10 H.
10 Maret 632 M.